Musim Kemarau 2025 Mundur, Kota Bekasi Masih Diguyur Hujan: Masyarakat Diimbau Waspada Dan Adaptif

Kota Bekasi, 24 Juni 2025 — BPBD Kota Bekasi menyampaikan bahwa hingga pertengahan Juni 2025, wilayah Kota Bekasi masih mengalami curah hujan yang cukup tinggi, meskipun menurut kalender klimatologis, periode ini seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Kondisi ini selaras dengan pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menginformasikan bahwa musim kemarau 2025 mengalami kemunduran dan diperkirakan berdurasi lebih pendek.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso, menjelaskan bahwa berdasarkan analisis BMKG, anomali cuaca ini disebabkan oleh tingginya curah hujan selama April–Mei 2025 di wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk Pulau Jawa. Kota Bekasi sebagai bagian dari kawasan Jabodetabek turut terdampak pola cuaca tidak biasa ini.

“Fenomena mundurnya musim kemarau membuat Kota Bekasi masih berada dalam fase peralihan. Meskipun ada hari-hari cerah, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih kerap terjadi,” ujar Priadi Santoso.

BMKG memperkirakan bahwa sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jawa bagian barat dan tengah, akan terus mengalami curah hujan kategori Atas Normal hingga Oktober 2025. Hal ini membawa konsekuensi yang perlu disikapi dengan bijak, terutama dalam aspek penanggulangan bencana dan pengelolaan risiko lingkungan di wilayah perkotaan padat penduduk seperti Bekasi.

“Curah hujan yang tinggi di musim kemarau bisa berdampak pada genangan air, penumpukan sampah di saluran, dan risiko penyakit berbasis lingkungan. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan,” tambahnya.

Di sisi lain, keberadaan hujan di musim kemarau juga dapat mendukung ketersediaan air baku dan irigasi untuk sektor pertanian lokal. Namun, kelembapan tinggi juga meningkatkan potensi gangguan pertanian hortikultura, seperti serangan hama dan penyakit tanaman.

BPBD Kota Bekasi mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim melalui langkah-langkah berikut:

  1. Membersihkan saluran air dan selokan untuk mencegah genangan dan banjir lokal.
  2. Menjaga kebersihan lingkungan sebagai antisipasi munculnya vektor penyakit.
  3. Mengikuti informasi cuaca dan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG dan BPBD.
  4. Mengelola aktivitas luar ruangan anak-anak dengan pengawasan saat cuaca tak menentu.
  5. Bagi petani dan pelaku urban farming, menyusun jadwal tanam dengan mempertimbangkan kondisi cuaca terkini.

“Perubahan iklim adalah kenyataan yang tidak bisa kita abaikan. Adaptasi yang bijak, gotong royong, dan pemanfaatan informasi yang akurat menjadi kunci untuk menjaga keselamatan dan ketangguhan masyarakat,” pungkas Priadi Santoso.

BPBD Kota Bekasi akan terus berkoordinasi dengan BMKG, perangkat daerah, serta para relawan kebencanaan untuk memastikan langkah antisipatif berjalan optimal. Informasi terkini terkait kebencanaan dapat diakses melalui akun resmi kami di Instagram @bpbd.kotabekasi dan website https://bpbd.bekasikota.go.id.

Salam Tangguh! Salam Kemanusiaan!